Judi Gelap Elektronik di Komplek SBC P.Siantar Masih Terus “Memangsa” Isi Kantong Masyarakat

P.SIANTAR,pelitarakyat.co.id – Arena gelanggang permainan judi gelap Elektronik (mesin) beroperasi terang-terangan berkamuflase (berkedok) seolah ketangkasan, beromzet mencapai milyaran rupiah setiap bulan di komplek SBC Jalan Kapten Pierre Tendean/Jalan Sutomo, belakang stasiun “Paradep Taxi”, blok 43-44, ruko komplek bekas penjara lama, populer disebut “Kandang besar” P.Siantar, sampai berita ini tayang (dimuat) masih bebas beroperasi.

Akibatnya, dikatakan operasional judi mesin  yang telah berlangsung mencapai lebih kurang 6 (enam) bulan itu, sukses menyedot isi kocek warga masyarakat hingga terpuruk ke  dalam “jurang” yang dalam. Terlunta-lunta bagai kerakap tumbuh di batu hidup segan mati tak mau. Begitulah miris nya  kondisi para pemain judi mesin yang terlibat bermain di arena melanggar hukum itu yang disuguhkan bandar (pengendali) nya HotSir berkolaborasi dengan “Aseng kayu tebing”.

Aneh tapi nyata dan menjadi tanda tanya besar dikalangan warga kota P.Siantar, kenapa  bisa judi gelap Elektronik beroperasi leluasa “memangsa” warga kota yang berjuluk kota Pendidikan itu.

Padahal, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo,  berulang menginstruksikan  kepada jajarannya sikat habis bandar judi, dan kepada pembeckingnya akan ditindak tegas.

Lebih “Konyol” nya lagi, kegiatan “maksiat” itu juga berlangsung di bulan suci Ramadhan di saat umad Islam sedang melaksanakan Ibadah Puasa.

Sementara pengelola (bandar) judi mesin (elektronik) di komplek SBC, HotSir ketika dihubungi via handphone (Hp) maupun WhatsApp baru-baru ini guna untuk keseimbangan berita, dengan jelas mengakui-mengatakan, memang dia (Hotman Siregar) yang mengendalikan judi elektronik tersebut bersama “Aseng kayu” Tebing. ” Iya bang, memang aku sama “Aseng kayu tebing yang mengendalikannya seperti dulu, cetus Hotman dengan gamblang, Sembari mengaku kalau saat ini dia (Hotman) sedang sakit.

Bagaimana sepak terjang Hotman Siregar mengendalikan judi mesin yang dinilai pengamat cukup sukses itu, lebih lanjut akan dijajaki. Namun, menurut pengamat itu bertamsil : Kalau tak ada berada, takkan lah tempua bersarang rendah. (Tim:PR Group).