Pembawa Aspirasi Rakyat

Judi Togel di Pematangsiantar Bagai Kerakap Tumbuh Dibatu

Di Simalungun Diduga Didelegasikan Pada Ysf. Bandar Mis Cuci Tangan. Oknum Sipayung Gerah.

0

P.SIANTAR,pelitarakyat.co.id – Peredaran -permainan judi tebak angka, Togel Singapura,  KIM Hongkong,  Sidney serta judi Online di kota Pematangsiantar, Sumatera Utara(Sumut) terkesan layaknya bagai kerakap tumbuh di batu hidup segan mati tak mau.

“Kalau dibilang tutup enggak juga, buktinya kami masih bisa pasang kok. Tapi tidak seperti yang lalu. Kalau sekarang belinya agak sembunyi sembunyi,” ucap beberapa maniak togel yang mengaku beli nomor dikawasan jalan Tekukur, Kel. Sipinggol-pinggol  Kec. Siantar Barat, sebagai basis peredaran judi tebak angka di P. Siantar yang mereka yakini masih dikendalikan bandar Mis.

“Mana mungkin ada yang berani buka,  jika tidak di backing Mis. Hanya saja beli nomor tidak seperti yang lalu lagi, ramai antri mirip seperti ngambil sembako. Namun jika pembeli/pemasang nomor mereka curigai, tidak akan diladeni.Kita belum buka lagi” ujar sumber menirukan jurtul togel disana.

Bandar Mis (yono) oknum “baju hijau”yang namanya cukup populer dan telah malang melintang di percaturan judi tebak angka ketika dikonfirmasi via telpon Selasa ( 22/11-022) 08236156xxxx, 08126066xxxx, 08535920xxxx , dan  Ded juga disebut sebagai orang kepercayaan Mis 08137545xxxx,  08536066xxxx,  08216407xxxx, namun tidak berhasil karena  nomor tersebut tidak aktif, hingga tidak diperoleh kejelasan guna keseimbangan berita.

Tapi lain halnya di kawasan Kabupaten Simalungun yang mempunyai 32 Kecamatan yang bertetangga dengan kota  P. Siantar. Sebagai upaya cuci tangan bandar Mis diduga telah mendelegasikannya pada Ysf yang juga oknum”baju hijau” yang selama ini di sebahagian Kecamatan dikatakan sumber dibawah kendali oknum Ysf, saat bandar Mis ketika itu masih langsung berperan.

Dan,belakangan ini dikatakan sumber untuk mengelabui keberadaan bandar Mis “dibelakang layar”, oknum Ysf bermukim di bilangan Kecamatan Siantar, dijadikan sebagai perisai ?.

Karena, menurut sumber dalam oknum bandar Mis yang masih aktif bertugas-berdinas diduga telah mendapat teguran-peringatan keras dari atasannya.

Ada Oknum Kepanasan?

Sementara itu, ketika Tim Wartawan”Pelita RAKYAT” Group, berupaya hendak konfirmasi kepada Danrem 022 PT, Kolonel Inf Luqman Arief, S.I.P, kamis petang (10/11-022) di rumah dinas Jalan. Kartini P. Siantar, dan disambut ajudan?  rumah dinas,  kemudian ajudan  menelepon salah satu anggota bhg intel Korem 022/PT.

Sejurus kemudian oknum Intel Korem yang disebut marga Sipayung berpakaian “preman” berpangkat Pama? (Perwira pertama) dengan mengendarai mobil Rush hitam diparkir diseberang jalan depan rumah dinas Danrem 022 PT.

Kemudian ketika itu, oknum Sipayung minta pada Tim Wartawan menunjukkan dimana tempat si penulis togel anggota Ysf berada, hingga sempat terjadi pertengkaran kecil. Karena Wartawan menjelaskan bahwa nara sumber harus dilindungi, kecuali majelis hakim minta disebutkan jika sudah menyangkut masalah hukum.

Kemudian Sipayung minta alamat kantor Surat Kabar”Pelita RAKYAT”. “Biar kita sama kesana, ” ujar Sipayung.

Tapi ternyata, sampai berita ini tayang (dimuat)  Sipayung tak kunjung datang.

Padahal Kantor”Pelita RAKYAT” group persis di tepi jalan umum Jalan Dahlia P. Siantar,  dan dikawasan itu ditemukan banyak perkantoran pemerintah.

Berselang beberapa waktu kemudian di hari yang sama, oknum mengaku marga Purba ? menelepon Perwakilan/Kordinator Wartawan “Pelita RAKYAT”Group Sumatera Utara dengan nomor tak dikenal, mengajak ketemu di suatu tempat.

Tapi setelah dihimbau untuk ketemu di kantor, namun oknum tersebut tidak merespon.

Perwakilan/Koordinator Wartawan”Pelita RAKYAT” Sumut, sengaja menugaskan Tim Wartawan untuk Konfirmasi kepada Danrem 022/PT, tapi ujud/wujud utama untuk “Berlindung”.

Sejauhmana lika liku kiprah bandar judi tebak angka yang merusak tatanan ekonomi rakyat kecil di P. Siantar dan Kabupaten Simalungun,  lebih lanjut akan dijajaki. (Tim:PR).

Leave A Reply

Your email address will not be published.