Ratusan Pelajar di Bekasi Ikutan Demo, Ini Sikap Kapolres
BEKASI,pelitarakyat.co.id, Polres Metro Bekasi Kota amankan ratusan pelajar yang hendak ikutan aksi demo tolak ombus law UU Cipta Kerja di Kota Bekasi.
Melalui keterangan keterangan pers, Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Pol Wijonarko mengatakan, dari aksi demo kemarin kepolisian berhasil amankan 116 pelajar yang hendak ikuti aksi demo di tiga wilayah.
“Kita amankan 116 remaja pelajar di tiga wilayah yakni di Harapan Indah, Bekasi Barat, dan Ahmad Yani,”ungkap Wijonarko, Jumat (9/10).
Menurutnya, dengan kenakalan remaja yang masih pelajar ini harus disikapi dengan semestinya. “Kita panggil orang tuanya dan meminta maaf dan berjanji tidak mengulanginya lagi,” katanya dengan sikap bijaksana.
Dijelaskan, setelah kita amankan di tiga wilayah, langsung kita periksa identitas dan kontak keluarganya masing-masing.
Setelah dilakukan pemeriksaan identitas, Polrestro Bekasi Kota sempat heran. “Ternyata bukan hanya berasal dari Kota Bekasi, ada yang dari kabupaten Bekasi, bahkan dari Karawang juga ada. Dan juga mereka dapat ajakan dan tertarik maka mereka ikut demo,”kata.
Dikatakan juga, karena tidak ditemukan adanya tindak pidana, maka kita lakukan pembinaan, maka diharapkan orang tua dan keluarganya bisa membina anak masing-masing disaatbtidak ada kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah.
Karena apabila tidak ada KBM di sekolah bukan berarti leluasa di luar rumah saat pandemi covid. “Adik-adik masih panjang perjalanan hidupnya, maka jika ada ajakan dan informasi yang menyesatkan bisa hubungi kepolisian,”pesan Kapolres.
Sedangkan, Wijonarko menambahkan, mengenai ajakan perkumpulan tersebut berasal dari media sosial, kita masih tindak lanjuti.
Terpantau Pelita Rakyat, tangis haru mengisi suasana di dalam Aula Polres Metro Bekasi Kota usai mendapat binaan dari kepolisian.
Sebelumnya terpantau juga, IPTU Amiruddin Abdul Somad selaku pembina rohani mental Polres Metro Bekasi Kota memberikan siraman rohani kepada ratusan pelajar tersebut.
Dengan disertai pemeriksaan rapid test ratusan remaja terlihat merasakan penyesalan dan disaksikan oleh orang tua masing-masing.
“Karena memang tidak ada tindak pidana, maka saya selaku pembina rohani mental hanya memberikan ceramah sedikit agar mereka bisa menyadari kesalahan,”tutur Amiruddin.