Meski Pandemi Covid 19, Kegiatan Belajar Mengajar Harus Tetap Maksimal
Lebak-Banten, pelitarakyat.co.id, Dampak global Pandemi Covid-19 menyeruak ke seluruh aspek kehidupan masyarakat. Masyarakat dituntut harus beradaptasi dan berkompromi dengan tatanan baru akibat dampak virus yang bermuasal dari Wuhan China ini, termasuk dunia pendidikan. Tak sedikit masalah krusial menjadi tantangan bagi Pemerintah untuk memecahkan persoalan disektor pendidikan Indonesia. Butuh sinergitas agar pendidikan tak terpuruk. Mematuhi regulasi yang dikeluarkan pemerintah menjadi keharusan, dan banyak pihak sekolah lambat laun mampu beradaptasi dengan situasi. Tatanan kehidupan baru disektor pendidikan harus disikapi dengan semangat agar metode dan sistem pendidikan berjalan baik.
Demikian dengan Madrasah Aliyah Panyaungan Kecamatan Cihara Kabupaten Lebak Banten. Semangat, menjadi kunci sekolah menghadapi situasi pandemi. Hal tersebut di ungkapkan Pahruroji, Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Panyaungan kepada media ini saat bertemu (7/09/21) di sekolahnya.
“Kami tetap melakukan mengajar dengan maksimal selaras dengan regulasi, sistem dan metode pembelajaran yang dianjurkan pemerintah dengan sistem daring
dan jika ada kegiatan di sekolah, wajib mengikuti protokol kesehatan” kata Pahruroji.
Pihak Madrasah Aliyah menginginkan pembelajaran maksimal. Kegiatan ekstrakulikuler, paskibra dan muhadloroh dapat dilakukan dengan protokol kesehatan. “Mudah-mudahan yang kami lakukan ini dapat membantu pemerintah mengembangkan dunia pendidikan dengan baik” tambahnya.
Tidak dipungkirinya, masih banyaknya persoalan yang dihadapi sekolah, khususnya menyangkut kondisi para pelajar. Imbas pandemi berpengaruh kepada perekonomian keluarga. Pahruroji berharap ada perhatian Pemerintah melalui Kementerian Agama. “Kami berharap kepada Pemerintah, khususnya Kementrian Agama agar dapat memperhatikan siswa siswi yang ada di sini melalui program program yang sudah di rencanakan Pemerintah seperti Program Indonesia Pintar (PIP) yang sudah berjalan dari tahun tahun sebelumnya” jelasnya.
Menurut penjelasan Pahruroji, ada sebanyak 110 pelajar (kelas 10,11 dan 12) yang membutuhkan perhatian pemerintah. Harapannya, dengan program bantuan tersebut kebutuhan para siswa/i seperti seragam, sepatu, tas dan yang lainnya dapat terpenuhi dan mengurangi beban para orangtua murid.(Marwan)
Editor : Tony. S