Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Lombok Barat Merajut Sinergitas Dengan Institusi Lain
Lombok Barat, pelitarakyat.co.id. Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Lombok Barat Kanwil Kemenkumham NTB, M Fadli, (04/01/2024) lalu melakukan kunjungan ke Kepolisian Resor kota Mataram. Kalapas yang baru menjabat ini disambut langsung Kapolresta Mataram Kombes Pol Ariefaldi Warganegara SH,SIK,MM. Selain bersilahturahmi, dia menjelaskan perlunya menjalin sinergitas antar kedua lembaga. “Kami berdua masih baru menjabat di sini, perlu silaturahmi menjalin koordinasi dan komunikasi antar keduanya. Lembaga Pemasyarakatan dan Kepolisian,”kata M Fadli kepada media ini diruang kerjanya,Jumat (05/01/2024) lalu.
Dia juga menjelaskan, terbangunnya komunikasi lebih memudahkan Kerjasama pelaksanaan tugas ke depannya.
Saat disinggung atas permintaan tahanan titipan, M Fadli mengatakan hal tersebut suatu yang lazim dilaksanakan. Ia menyebutkan, bahwa selama ini Lapas menerima tahanan titipan dari Kejaksaan dan Pengadilan.”Cuman dari Polres belum ada tahanan titipan, mereka punya ruang tahanan sendiri. Permintaan Kapolres kemarin untuk antisipasi apabila kapasitas ruang tahanan di sana penuh” sambung Fadli.
Dari informasi data yang diberikan Lapas, jumlah tahanan saat ini ada 1641 warga binaan, sementara personil sipir ada 130 orang. Dan kasus yang mendominasi adalah penyalahgunaan narkoba.
Menyoal bentuk pembinaan, Ia juga menjelaskan bahwa lapas menitik beratkan pada dua (2) jenis program pembinaan, yakni pembinaan kepribadian dan kemandirian.
“Pembinaan kepribadian melalui program jasmani dan rohani, seperti kegiatan olahraga, perpustakaan. Sementara untuk kerohanian, diisi kegiatan keagamaan, seperti sholawatan dan ceramah agama. Juga kegiatan konseling dan rehabilitasi,” terangnya.
Sementara pembinaan kemandirian, difokuskan untuk meningkatkan keahlian mereka bila kembali ke masyarakat, membangun kemampuan bekerja dan berusaha. “Kita punya pelatihan kerja yang kebetulan kita juga sudah punya LPK (Lembaga Pelatihan Kerja ). Ini bisa mengeluarkan sertifikat sendiri , mereka kita berikan pelatihan seperti, membatik , laundry, pertanian dan lainnya,” tambah M Fadli.
Dikatakannya juga, pembinaan yang diberikan harus disertai motivasi. Mereka harus termotivasi untuk hidup benar dan sadar apa yang dilakukan tidak benar. “Pemberian reward seperti potong masa hukuman, bahkan bebas bersyarat saat mereka menjalani program pembinaan di lapas, menjadi motivasi untuk memicu mereka sadar dan berubah,” katanya lagi.
M Fadli mengungkapkan, melalui motivasi tersebut sedikit banyaknya dapat menunjang keberhasilan selama proses pembinaan yang dilakukan di Lapas. (AS/TS)