Pasukan Elite Marinir TNI AL Denjaka Dijuluki “Hantu Laut” Siap Mengawal Dan Menjaga NKRI Sampai Titik Darah Penghabisan
Serah terima jabatan Dandenjaka yang dipimpin langsung oleh Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen TNI (Mar) Widodo Dwi Purwanto dari Kolonel Marinir Kresno Pratowo S.E., M.M., M.Han., kepada Kolonel Marinir Samson Sitohang S.IP., M.M.
JAKARTA,pelitarakyat.co.id – Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) Merupakan Pasukan Elite TNI Angkatan Laut yang anggotanya terdiri dari gabungan personel tangguh pilihan dari satuan Intai Amfibi (Yontaifib) dan Komando Pasukan Katak (Kopaska) yang telah lulus pada kursus PTAL (Penanggulangan Teror Aspek Laut).
Sesuai dengan julukannya sebagai “Hantu Laut” hadir dan siap siaga selalu untuk menjaga dan membela NKRI. Pasukan ‘Hantu Laut’ Denjaka milik negara Republik Indonesia ini diyakini setiap personil memiliki kemampuan yang sangat profesional dan mumpuni tidak hanya aspek laut namun juga handal dalam operasi darat, hutan dan lain lain dengan kemampuan Tri media yang penggunaan kekuatannya atas perintah Panglima TNI.
Denjaka dibentuk pada 4 November 1982 dengan Moto: Satya Wira Dharma dengan Ciri prajurit Denjaka adalah seragam warna hitam dan memakai baret ungu. Anggota Denjaka juga harus mempunyai kemampuan terbaik di darat, laut, dan udara.
Dalam rangka upaya pembinaan personel Korps Marinir dalam membangun kekuatan organisasi secara periodik dan dinamis telah dilakukan serah terima jabatan (sertijab) Komandan Detasemen Jalamangkara (Dan Denjaka ) dari Kolonel Marinir Kresno Pratowo kepada Kolonel Marinir Samson Sitohang.
Kolonel Mar Samson Sitohang,S.I.p.,M.M. merupakan Komandan Detasemen Jala mangkara yang ke – 21. Sebelumnya menjabat sebagai Sahli A Bid Ops Kormar, sedangkan Kolonel Marinir Kresno Pratowo sebelumnya menjabat sebagai Dandenjaka.
Dari kiri ke Kanan : Kolonel Marinir Samson Sitohang S.IP., M.M.,Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen TNI (Mar) Widodo Dwi Purwanto (tengah) dan Kolonel Marinir Kresno Pratowo S.E., M.M., M.Han
Sertijab dipimpin Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) Widodo Dwi Purwanto di Kesatrian Marinir Arthur Solang, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (8/8/2022). Selanjutnya, Kresno akan menduduki jabatan sebagai Wakil Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VII Kupang.
“Serah terima Dandenjaka merupakan bagian dari upaya pembinaan personel Korps Marinir dalam membangun kekuatan organisasi secara periodik dan dinamis,” kata Widodo dalam amanatnya, dikutip dari siaran pers, Selasa (9/8/2022).
Widodo mengatakan, sertijab pada hakikatnya merupakan wujud kepercayaan dan kehormatan dari Korps Marinir kepada para pejabat yang bersangkutan. Selain itu, sertijab juga merupakan sebagai motivasi dan petunjuk awal dalam penugasan ke depan agar para pejabat mampu melaksanakan tugas sesuai ketentuan yang berlaku. “Sehingga tercapainya tujuan dan sasaran organisasi secara optimal, yang selaras dengan visi dan misi Korps Marinir TNI Angkatan Laut,” ujar dia.
Kepada Kresno, Widodo manyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas segala dedikasi dan loyalitas selama mengemban jabatan sebagai Dandenjaka. Sementara, kepada Samsons, Widodo mengucapkan selamat atas kepercayaan dan kehormatan yang diberikan oleh Korps Marinir dan TNI AL sebagai Dandenjaka yang baru. “Saya yakin dengan berbekal pengalaman pada jabatan sebelumnya, Kolonel akan mampu mengemban tugas ini dengan baik,” tegasNya.
Dilain kesempatan, Kolonel Mar Samson Sitohang,S.I.p.,M.M menerangkan perihal Sejarah singkat terbentuknya satuan pasukan khusus Detasemen Jala Mangkara (Denjaka).
Dijelaskannya,bahwa kehadiran pasukan khusus TNI AL sangat di perlukan dalam upaya menanggulangi segala bentuk ancaman aspek laut. Pasukan yang di maksud diharapkan merupakan pasukan pilihan TNI AL, yang mampu bertempur di segala bentuk medan dan cuaca terutama di laut, sehingga dapat mengatasi berbagai kegiatan aksi terror, sabotase, operasi klandestin, operasi non konvensional, dan lain-lain khususnya yang beraspek laut.
Dan juga untuk menanggulangi tantangan taktis di lingkungan wilayah maritim nusantara. Maka di bentuklah satgas JALAMANGKARA yang menjadi Cikal bakal Detasemen Jala Mangkara (DENJAKA) yang berasal dari personel satuan Batalyon Intai Amfibi Marinir (IAM) dan dari Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska), sesuai Surat Keputusan Kasal Nomor Skep/2848/XI/1982 tanggal 4 November 1982 tentang pembentukan Pasukan khusus TNI AL.
Pembentukan Detasemen Jala Mangkara berdasarkan Surat Usulan Kasal Nomor R/547/X/1984, tanggal 13 Oktober 1984, dan di resmikan Panglima ABRI dengan Nomor R/39/08/9/2/SKU tertanggal Jakarta 25 Januari 1985 secara resmi masuk dalam struktur organisasi TNI,”demikian penjelasan DanDenjaka,Kol Mar Samson Sitohang yang juga pernah bertugas sebagai Ajudan Presiden RI Joko Widodo (2019 s/d April 2022)
Tugas Pokok Detasemen Jala Mangkara (Denjaka).
Membina Kemampuan dan Kekuatan untuk melaksanakan operasi anti teror, anti sabotase dan klandestin yang beraspek laut serta melaksanakan tugas – tugas khusus lainnya berdasarkan perintah panglima TNI.
Begitu juga tentang jenis operasi yang dilaksankan,perihal implementasinya harus sesuai undang–undang nomor 34 tahun 2004 tugas DENJAKA terdiri dari OMP, OMSP dan Kampanye Militer antara lain: a).OMP-Dukungan Passus, Operasi Intelijen,Operasi Gabungan;b).OMSP-Penanggulangan Terorisme,Pembajakan,SAR/Bencana Alam : c).Kampanye Militer
Operasi Militer Selain Perang yaang dilaksanakan saat ini. 1.Penanggulangan Terorisme; 2. Pasukan Perdamaian Bangs –Bangsa (PBB) ; 3.PAM VIP dan VVIP Pejabat Negara.
Untuk menjadi seorang anggota Detasemen Jala Mangkara (DENJAKA). Tahap pertama adalah menjadi prajurit TNI AL sudah di lantik menjadi anggota Korps Marinir dan Korps Pelaut. Setelah itu, Tahap berikutnya, sebelum menjadi anggota DENJAKA, seorang prajurit harus mengikuti seleksi Tes DIKBREVET yang dilaksanakan oleh komando Pendidikan dan latihan Angkatan Laut (Kodiklatal).
Prajurit Korps Marinir melaksanakan pendidikan Intai Amfibi (DIKTAIFIB) dan Prajurit Korps Pelaut melaksanakan pendidikan Komando Pasukan Katak (DIKKOPASKA) yang akan menempuh pendidikan selama 10 bulan. Tahap selanjutnya, setelah menjalani Pendidikan TAIFIB dan KOPASKA, prajurit tersebut harus mengikuti tahap seleksi khursus Penanggulangan Teror Aspek Laut (PTAL), yang dinyatakan lulus seleksi prajurit tersebut harus menjalani pendidikan dan pelatihan khursus Penanggulangan Teror Aspek Laut selama 6 bulan. Prajurit yang mampu dan lulus menjalani khursus PTAL akan dilantik secara resmi menjadi anggota DENJAKA TNI AL.(Dari Berbagai Sumber/Red)
.