Apa Kata Wali Kota Depok Terkait Polemik Proyek Metrostater
Foto : Suasana Terminal Depok sementara awal Februari 2025 (istimewa)
DEPOK,pelitarakyat.co.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Depok saat ini tengah mendalami secara serius aspek hukum dan perjanjian terkait proyek Metro Starter untuk Terminal Terpadu Margonda, yang selama ini terbengkalai. Proyek yang semula direncanakan untuk mengubah wajah transportasi di kota ini kini menghadapi berbagai tantangan, termasuk stagnasi yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga dan pihak terkait.
Wali Kota Depok, Supian Suri, mengungkapkan bahwa Pemkot tidak berposisi untuk memperpanjang atau memutuskan kontrak proyek tersebut secara sepihak. Sebaliknya, Pemkot Depok tengah berupaya mencari solusi terbaik agar proyek ini bisa bermanfaat bagi masyarakat. Menurutnya, penyelesaian proyek ini menjadi penting mengingat Terminal Terpadu Margonda adalah kebutuhan mendesak bagi warga Depok yang menginginkan sistem transportasi yang lebih efisien dan terorganisir.
“Beberapa waktu lalu, saya telah meminta Pak Wakil untuk mengevaluasi aspek hukum, perjanjian, dan hal-hal terkait lainnya. Yang paling penting bagi kami adalah menghadirkan terminal tipe C yang sudah lama dinantikan, namun terhenti dalam pelaksanaannya selama bertahun-tahun,” ujar Supian Suri, Senin (10/03/2025).
Terminal Terpadu Margonda, yang rencananya akan menjadi pusat transportasi massal di Depok, saat ini masih dalam tahap pembahasan lebih lanjut. Pemkot Depok tengah mengkaji apakah perjanjian yang ada masih memungkinkan untuk dilanjutkan dengan pihak Metro Starter, atau mungkin mencari mitra baru, atau bahkan memutuskan untuk mengakhiri kontrak yang ada. Semua opsi tersebut masih dibahas secara mendalam, dengan memperhatikan berbagai aspek hukum dan keberlanjutan proyek tersebut.
Pemkot Depok juga akan mengumpulkan masukan dari Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) serta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Depok sebelum mengambil keputusan final. Supian Suri menekankan pentingnya melibatkan semua pihak terkait, mengingat proyek ini berdampak langsung pada kualitas hidup masyarakat Depok.
“Yang terpenting bagi kami bukan siapa yang akan mengerjakan proyek ini, tetapi bagaimana terminal tipe C di Jalan Margonda dapat segera terwujud. Jika terminal ini selesai dengan baik, masyarakat Depok akan lebih nyaman dalam menggunakan moda transportasi seperti Transjakarta, LRT, maupun kereta api tanpa harus berhadapan dengan kondisi lalu lintas yang semrawut seperti yang terjadi sekarang,” jelas Supian.
Terkait dengan konsep awal terminal yang mencakup pembangunan pusat perbelanjaan, Wali Kota Depok menegaskan bahwa prioritas utama saat ini adalah penyelesaian terminal. Menurutnya, pembangunan pusat perbelanjaan atau fasilitas komersial lainnya bukanlah fokus utama dalam tahap ini.
“Saya tidak sedang berbicara tentang pusat perbelanjaan. Yang lebih penting bagi kami adalah menyelesaikan terminal. Terminal tipe C harus ada untuk mendukung keberadaan terminal tipe A di Jatijajar, agar dapat menjadi titik kumpul angkutan kota dan bus dalam satu koridor yang terintegrasi,” tegasnya.
Dengan harapan besar agar proyek ini segera selesai dan berfungsi sesuai dengan tujuan awal, Wali Kota Depok optimistis bahwa keberadaan Terminal Terpadu Margonda akan membawa dampak positif bagi masyarakat, tidak hanya dalam mempermudah akses transportasi, tetapi juga dalam meningkatkan kualitas hidup dan mobilitas warga Depok.
Di kesempatan lain, salah satu tokoh masyarakat Depok yang enggan di sebut namanya mengharapkan Pemkot Depok mengeluarkan kebijakan yang lebih obyektif terkait proyek Metrostater.
“Saya salut dengan PT Andyka bisa terus bertahan, ditengah ekonomi yang sedang carut marut. Entah berapa milyar yang sudah dikeluarkan pt Andyka, tanpa pemasukan sama sekali selama 14 tahun” ujarnya.
Narasumber ini juga melihat pelayanan terminal sementara yang disediakan PT Andyka, sejauh yang di liat dan rasakan kalau dibandingkan dengan terminal depok dulu, jauh lebih tertib, lebih aman dan lebih bersih. Pemeliharaan semua ditanggung oleh mereka.
“Harusnya kita bersyukur, ditengah semakin menurunkannya angkot secara kualitas dan kuantitas, terdesak oleh ojol yang perkembangan yang pesat. Pengguna angkot jadi semakin berkurang. Tapi konon PT Andyka tetap nyetor 1 milyar lebih pertahun.
Tapi kalau pemkot Mau ambil alih dan bisa menyediakan terminal yang lebih silahkan saja” tambahnya. “Siapapun yang diajak masuk, mereka tinggal menikmati kerja keras PT Andyka mengosongkan terminal” tutupnya. (dk)