Romo:Presiden Harus Selamatkan Rakyat Dari Ancaman Covid-19
Medan,pelitarakyat.co.id – Saat ini harus ada keberanian yang revolusioner dari pemerintahan agar recofusing dan relokasi dana APBN diprioritaskan untuk menekan pertumbuhan virus corona di seluruh Indonesia. Setelah itu baru kita pikirkan pertumbuhan ekonomi. Karena sebenarnya memprioritaskan kesehatan masyarakat, itu kita bisa tahu kapan kita bisa memprioritaskan pertumbuhan ekonomi. Tapi kalau masyarakat semakin sakit, pertumbuhan ekonomi juga mau macam manapun baik recofusing maupun penambahan modal akan sulit diwujudkan. Ya bisa jadi ini merupakan ujian apakah benar pemerintah pro rakyat atau sekedar pencitraan. Walaupun faktanya rakyat semakin menderita.
Anggota Komisi III DPR RI, H.R.Muhamad Syafi’I, SH, MHum didampingi Ketua Umum Romo Center, Tosim Gurning menyatakan itu di Medan, Selasa (15/9/2020).
Menurut Romo, begitu sapaan akrab Raden Syafi’i, besarnya anggaran Covid-19 ternyata bukan jaminan untuk dapat mengatasi penyebaran virus.. Karena mohon maaf, daya serap anggaran untuk itu rendah dan skemanya juga tidak jelas. Uang itu mau dioperasionalkan seperti apa, kita juga nggak tahu. Karena skemanya tidak jelas. ıobit uninstaller 5.4 lisans kodu
Bahkan, lanjutnya, untuk menutupi kekuangan penyerapan tersebut, terkadang ada pasien yang menderita sakit biasa-biasa tapi karena biayanya mahal dan nggak sanggup bayar, maka ditawarkan bikin sakit covid aja, biar gratis. Ini sudah banyak terjadi di tengah masyarakat.
“Lebih parahnya, Indonesia sekarang ini sudah diblack llist di 59 negara. Dengan situasi ini apakah kita bisa berharap adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi. Jadi kita harus fokus selamatkan rakyat,” tandas Romo seraya mempertanyakan apa yang terjadi, ketika pemerintah fokus pada pertumbuhan ekonomi sehingga terjadi recofusing APBN, relokasi APBN untuk pemulihan ekonomi, ternyata penyebaran makin tinggi.
“Penyebaran covid kian tinggi juga menyebabkan kejatuhan pertunbuhan ekonomi, Dan hari ini apa yang terjadi, dengan pertumbuhan dibawah dua digit, Indonesia tidak bisa melakukan pembangunan yang riil, apalagi membuat kedaulatan pangan, kedaulatan energi, kedaulatan air, ASN yang tidak korupsi, pertahanan keamanan yang kuat, tidak mungkin kalau pertumbuhan ekonomi masih di bawah dua digit. Ini malah sudah di bawah nol. Bahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini sudah minus lima sekian persen dan dipediksi bakal turun lagi pada kwartal III ini,” sebutnya.
KONSPIRASI POLITIK DUNIA
Mantan Ketua DPW PBR Sumut ini mengemukakan, saat ini yang pertama dilakukan adalah mengedukasi masyarakat tentang wadah Covid-19. Karena banyak yang kemudian tak jelas, batasan antara konspirasi politik dengan virus.
Bagi mereka yang percaya virus, mereka bilang nggak ada itu konpirasi politik. Tapi mereka yang baca koran, medsos, kemudian tergiring opininya dengan terjadinya dugaan konpirasi politik, malah nggak percaya ada virus. “Itu politik deuy,” kata Romo menirukan ucapan anggota DPR RI senior, Abdul Wahab Dalimunthe.
Pertanyaannya, apakah ini konpirasi politik? “100 persen benar. Nggak ada penyebaran virus bukan konspirasi politik. . Ada target politiknya. Iya, dalam bahasanya sekarang, inilah senjata kimia itu. Tapi Apakah virusnya atau senjata kimia itu tidak berbahaya., yah sangat berbahaya,” tegasnya seraya sulit memprediksi kapan kondisi dapat pulih kembali jika penanganannya seperti itu. Kalau DKI Jakarta di PSBB total, tapi penerbangannya masih tetap berlangsung, apakah bisa pulih. Seharusnya gerakan itu harus serentak.
Kita lihat di negara lain seperti di Malaysia, kondisinya saat ini sudah dalam taraf pemulihan ekonomi. Itu karena pemerintahannya tegas. Sehingga pertumbuhan covidnya sudah melandai dan sudah turun. Itu karena penertibannya sangat ketat. .
Pemerintah, lanjut Raden Syafi’I yang akrab disapa Romo, itu bertanggung jawab terhadap rakyat. Misalnya Umar Bin Hatab dia pidato, jika ada seekor kambing mati krn kelaparan di wilayah pemerintahanku, maka Umar berdosa. Artinya dia kan bertanggung jawab.
Jadi kalau lockdown, itu sama artinya rakyat terjamin kebutuhan pokoknya. Sama dengan Umar Ibnu Azis dan sama seperti Rasulullah yang tidak mau tidur jika ada sisa makanan. Karena dia tidak ingin saat dia tidur, ada orang yang tidak makan atau kelaparan.
Untuk pemerintahan yang tidak pro rakyat, yang justru menjadikan rakyat sebagai objek penghasilan untuk negara, maka lockdown itu pasti pilihan yang sangat sulit. Malah kan yang terbayang,naikkan tariff listik, naikkan iuran BPJS, PBB serta penghapusan petralite dan premium saat harga minyak dunia turun, pemotongan tunjangan kinerja dan lainnya. (alam/dede)