Praktik Panen Keramba Jala Apung Regal Springs Indonesia (RSI) Aquafarm Nusantara Berpotensi Pencemaran
Jarak Tempuh 2 Jam Akselerasi Tongkang Menuju Lokasi Panen
Kab.Toba,pelitarakyat.co.id, Operasional pemanen Keramba Jala Apung milik Regal Springs Indonesia(RSI)Aquafarm Nusantara jadi soroton. Proses pemanen dengan menarik keramba dari site/lokasi proyek Danau Toba Pangambatan Kab.Samosir ke Kec.Ajibata Kab.Toba ganjil bagi awam. Dilangsir dari actualonline.com, sudah dua kali perusahaan Keramba Jala Apung milik Regal Springs Indonesia (RSI) Aquafarm Nusantara itu menarik kerambanya, Senin 26 April 2021 lalu dan Selasa (4/5/2021).
Cara panen seperti ini diduga berpotensi menambah sebaran pencemaran air Danau Toba. Akselerasi gerak Tongkang KM Nila milik perusahaan dan jarak tarik keramba lintas Danau Toba diperkirakan memakan waktu hampir 2 jam memperbesar potensi terjadinya cemaran limbah pakan ke air Danau Toba. Memang belum ada diberitahukan nilai ambang batas sebagai parameter indikator pencemaran, namun masyarakat awam menilai, paparan limbah pakan dan aroma busuk bisa mencemari air Dana dan lingkungan sekitarnya.
Informasi warga, proses penarikan Keramba Jaring Apung (KJA) ini dapat disaksikan dari kapal-kapal wisata, dan sangat jelas saat hendak tiba di Ajibata. “Sangat terlihat dari Dermaga KM Feri Ihan Batak dan Kapal lainnya” ujar seorang pedagang kecil di sana. Operasional penarikan keramba ini menjadi suguhan baru di kawasan Danau Toba khususnya Samosir-Ajibata. Selain diduga bisa mencemari, praktik pemanenan ala peeusahaan ini bisa dicap merusak view Danau Toba, yang selama ini menjadi objek jualan dan selalu dibanggakan ke wisatawan. “Tentu akan menjadi momok menakutkan atas dampak negatif sebaran limbah pakan tersebut” kata M Sirait (55) di Dermaga Ajibata. Dikatakannya, volume ikan Nila setiap Keramba berkisar 86 Ton.
Disadur dari actualonline.com, konfirmasi kepada salah satu pimpinan Regal Springs Indonesia Aquafarm Nusantara sudah dilakukan, namun hingga berita ditayangkan, pihak perusahaan belum memberi sinyal respon . “Perusahaan harus responsif terhadap konfirmasi perihal dugaan pencemaran paparan limbah pakan” ujar salah satu anggota Dewan Redaksi media ini menyikapi sikap perusahaan. Dia menjelaskan, respon yang kurang menggambarkan cara komunikasi. Disisi lain katanya, perusahaan harus mau menjelaskan Standard Operasional Procedur (SOP) pemanenan, aspek-aspek kerja aman serta perijinan terkait yang dibutuh lainnya sebagai referensi pemberitaan untuk publik.(/*red-Tony)
Sumber : AktualOnline.Com
Editor : Tony
Pustaka : Keramba Jaring Apung adalah sarana pemeliharaan ikan atau biota air yang mengapung diatas air. Fungsi : Untuk pembibitan atau budidaya ikan dan biota laut.