Ribuan Pelajar di Desa Makmur Pangkalan Kerinci Disuguhkan MBG Roti selama 2 Pekan, Cari Untung?

PELALAWAN,pelitarakyat.co.id – Sejumlah sekolah dari tingkat SD, SMP dan SMA/SMK di Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau, mengeluhkan soal paket makan bergizi gratis (MBG). Pasalnya, sudah hampir dua pekan ini, salah satu Stasiun Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur penyedia jasa MBG di wilayah tersebut mengganti nasi dengan roti.
Keterangan yang didapatkan awak media ini di lapangan, alasan penggantian dari nasi ke roti itu dikarenakan saat ini murid-murid sedang memasuki masa tes ujian semester. Namun nyatanya, masa ujian sekolah biasanya hanya berlangsung selama beberapa hari atau kurang dari sepekan. Sementara menurut keterangan narasumber yang tidak ingin disebutkan identitasnya di sini mengatakan bahwa paket MBG isi roti, susu dan buah sudah berjalan hampir dua pekan.
Dari hasil pantauan di SMKN1 Pangkalan Kerinci, Desa Makmur, Sp 6, pada Rabu, 17 Desember 2025, terdapat paket MBG berisi susu satu kotak dengan harga di warung atau roti buatan pabrik dengan harga Rp 3000, roti manis yang bercoklat 2 bungkus Rp4000 serta buah kelengkeng 6 biji. Sehingga kalau ditotal diduga tidak sampai Rp10.000.


Demikian juga di SMPN1, MBG, Roti Satu bungkus, susu kotak kemasan kecil 2 kotak, salak tiga buah, dan anggur 4 biji. Salah seorang tenaga pengajar mengatakan paket MBG itu diberikan kepada sebanyak 1338 orang siswa di sekolah tersebut.
Menurut aturan MBG dari Badan Gizi Nasional, jumlah kapasitas untuk makanan bergizi gratis tersebut adalah Rp15.000. Dengan rincian; untuk MBG per siswa Rp10.000; untuk juru masak MBG Rp3.000; dan untuk transportasi MBG Rp2.000.
Masyarakat dibuat heran, khususnya wali murid dan murid sekolah sebagai penerima manfaat. Pertanyaannya: mengapa sampai dua pekan lebih ini murid diberikan roti, bukan nasi? Kemudian, jika dana untuk juru masak di MBG tersebut Rp3.000?, sementara mereka tidak masak nasi, laukpauk maupun sayur mayur, kemana dana yang Rp3.000 tersebut?
Terpisah, wartawan SKU Pelita Rakyat mencoba mengonfirmasi hal itu ke dr.Biran, pengusaha dapur SPPG yang beroperasi di wilayah tersebut, pada Jumat (19/12). Upaya konfirmasi ini terkait pertanyaan mengenai murid diberikan paket MBG roti hampir dua pekan ini. Selain itu, kenapa roti yang disediakan tidak sesuai dengan standar Badan Gizi Nasional?

Kenapa roti yang diberikan tidak roti gandum, roti tawar fortifikasi, melainkan yang diberikan yang berkadar karbohidrat rendah dan roti yang tinggi gula, bergizi rendah?
Sementara aturan dari BGN, roti yang diberikan kepada para siswa-siswi adalah roti yang mengandung gandum dan roti tawar fortifikasi.
Bisa roti dilakukan, asal roti berkarbohidrat cukup, berstandard gizi yang ditetapkan oleh pemerintah, bukan roti biasa, juga bukan roti tinggi gula dan bergizi rendah.
Untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG), roti dari perusahaan besar tidak boleh, tapi roti buatan UMKM atau ibu-ibu PKK lokal sangat dianjurkan untuk mendukung ekonomi lokal dan sesuai instruksi Badan Gizi Nasional (BGN).
Hingga berita ini diturunkan, dr.Biran tidak membalas pertanyaan wartawan.(Davidson)